AKU KORBAN APA PELAKU ?
Teringat akan sesuatu hal yang akan menggemparkan
kampus kita. Pasti semuanya pada tahu. Ya apalagi selain UTS. Ah masih lama
kok. Eits.. tunggu dulu ini tanggal berapa ya? H-4 UTS??. Kapan
belajarnya?. Hayo masik ada yang disimpan gak?. Belajar dong.. belajar. Apa?
Kedengarannya ada yang mau nyontek nih. Aduh masakan nyontek sih? Hukumnya dosa
besar loh. Ini nih penjelasan dosanya. Cekidot…
Menyontek jelas sebuah kecurangan. Menyontek, dalam
berbagai bentuknya, jelas merupakan “musuh utama kesuksesan”. Ia bisa saja
dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tapi ada juga yang berani di depan banyak
pasang mata. Ia bisa melibatkan orang per orang, atau bisa juga melibatkan
sekelompok orang yang berkomplot.Na’udzubillahi min dzaalik.
Ayo kita awali dari beberapa contoh bentuk menyontek
:
1. Memindahkan informasi contekan dari sumber lain (kertas kecil, buku, dsb) ke
lembar jawaban.
2. Memberi bantuan jawaban pada teman.
3. Pengawasnya beri bantuan.
4. Soal ujian bocor sebelum waktunya.
5. Sekelompok orang mengancam atau marah-marah pada pengawas, agar membiarkan
pelanggaran menyontek terjadi (astaghfirullah)
Para
penyontek itu, tentu saja punya alasan untuk membenarkan pelanggaran
menyonteknya. Seperti juga kaum kafir beralasan macam-macam menentang para
rasul. Entah dengan mengatakan mereka tukang sihir, sekadar mencari pengikut,
bahkan mengatainya gila. Hati-hati, mungkin kamu bisa tertulari wabah menyontek
ini. Alasan-alasan yang disebarkan oleh mereka yang menyontek ini memang
kedengarannya masuk akal. Tapi, kalau mau kita renungkan benar-benar, ternyata
hanya omong kosong belaka. INI CONTOH ALASANNYA :
1. Menyontek untuk
mempertahankan posisi/prestasi. Karena ia beranggapan bahwa semua juga menyontek,
daripada ia kalah nilai/rankingnya, ia pun ikut menyontek. Wah, itu jelas
salah! Syaithon terkutuk memang pintar merayu manusia untuk menganggap benar
apa yang seharusnya salah. Ada 100 lelaki, 99 diantaranya pacaran, sedangkan
yang satu tidak. mana yang dianggap aneh? Betul, yang 1 orang. Tapi mana yang
dianggap benar di pandangan Allah ? Wah, kamu benar sekali. Jelas yang 1 orang
itu. Karena ia menjaga diri dari perbuatan (yang mendekati) zina. Yang 99 orang
walaupun mayoritas, tetap saja berdosa di mata Allah. Maka pertanyaannya,
siapakah yang besok menguasai pengadilan hari akhirat? Siapa yang kan
memutuskan seseorang itu salah atau benar?
2. Alasan ‘membantu’ karena
pelajar/mahasiswa/peserta ujian kewalahan. Wah, ini namanya penjerumusan! Entah
yang memberi ‘bantuan’ itu sesama peserta, pengawas, panitia, atau pihak lain
(kadang ada yang berani menentang Allah dengan menjadi joki ujian! dikiranya
Allah gak melihat?) Membantu apa ? ketika seseorang memberi contekan pada
peserta ujian, maka ia sedang menghancurkan masa depan dunianya dan (pasti!)
akhiratnya. Kerugian pertama, ia belajar mematikan potensi diri sebenarnya dari
peserta ujian tersebut (termasuk otaknya yang punya kemampuan luar biasa!)
dengan tidak memakainya secara benar dan optimal! kerugian kedua, ia sedang
terlibat proses tipu menipu yang telah jelas statusnya : berdosa. “siapa yang
menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami;pembuat makar dan tipu daya
akan masuk neraka”.(H.r. Thabrani dan Ibnu Majah). Kerugian yang ketiga, ia
menjadi ‘tempat bergantung’ orang dalam perbuatan menentang Allah. Apakah ia
mau menjadi fir’aun selanjutnya? Apa yang akan ia katakan kalau besok Allah
‘Azza wa jalla menanyainya saat ia berhadapan langsung di hari Perhitungan
kelak ?
3. Ungkapan kasih sayang, begitu
kata mereka yang memberikan atau mengusahakan contekan. ” Saya membantu mereka
karena saya sayang mereka”. Stop! Kasih sayang apa itu? Kasih sayang apa yang
menjerumuskan orang yang dikatakannya “saya sayangi” ke dalam pedihnya
kebodohan dunia dan keabadian api neraka? Itu jelas bukan kasih sayang. Itu
hanyalah angan-angan orang yang salah menempatkan arti ‘kasih sayang’. Apakah
kita akan meminumkan pada teman kita racun walaupun ia teramat kehausan ?
COBALAH AMATI APA YANG TERJADI
PADA PARA PENYONTEK ITU.AMATILAH PENGARUHNYA PADA MEREKA DAN UMAT MANUSIA!
1. Lahirnya sosok pecundang di
masyarakat, orang-orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Berapa banyak
pasien yang meninggal gara-gara dokter-dokter penipu? Berapa banyak bangunan
yang roboh karena insinyur-insinyur penipu? Berapa banyak transaksi dagang
serta barang dagangan yang rusak karena para pengusaha yang menipu?
2. Kamu bisa bayangkan berapa
banyak yang sakit hati gara-gara usahanya yang jujur dan sungguh-sungguh
dikalahkan oleh mereka yang ‘berhasil’ karena menyontek ?
3. Banyak posis penting yang
diduduki oleh orang yang tidak mampu. Padahal, mereka menempati posisi-posisi
strategis yang mengurusi kepentingan banyak orang. Akibatnya, banyak
penyelewengan dan banyak ketidakberesan. Ya wajar, karena mereka memang tidak
menguasai ilmunya. Lebih dari itu, mereka telah belajar untuk hidup ‘normal’
dengan norma-norma yang tidak benar. Menyontek telah mengajarkan mereka untuk
menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan keinginan mereka. Ah, padahal
kalau mereka tahu apa yang sedang menantinya di akhirat sana…Panasnya api
neraka yang membara, yang MENYELIMUTI dari atas dan bawah, dari kanan dan kiri,
dari depan dan belakang..! terbakar gosong menghitam, luar dalam! Sungguh
sangat mengerikan akhir mereka yang membangkang perintah Tuhan!
Hadis
tentang menyontek :
Dari
Abu hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang membawa senjata guna
memusuhi kami maka ia bukan golongan kami; dan siapa menipu kami maka bukanlah
golongan kami” (H.r. Muslim)
Rasulullah
Saw melarang semua penipuan, termasuk di dalamnya menyontek (satu di antara
perilaku menipu) dalam ujian.
Bagaimana pandangan ahli fiqih
mengenai menyontek dalam ujian?
Para ahli fiqih telah sepakat akan haramnya menipu, karena ada unsur
pengkhianatan terhadap suatu amanah, pembohongan, tipu daya, dan pelanggaran
terhadap hak-hak orang lain. Semua itu termasuk dalam kategori dosa-dosa besar.
Coba simak beberapa penjelasan berikut ini :
1. Penyontek dianggap mengelabui
dan menipu pengajar/panitia ujian, karena mencampurkan antara yang hak dengan
yang batil, dan memberikan bentuk ketidakjujuran ilmiah.
2. Seorang penyontek telah
melanggar hak-hak peserta ujian lainnya yang telah berusaha dengan segenap
kemampuannya sendiri. karena terkadang si penyontek bisa mengungguli peserta
lain yang jujur, amanah, dan rajin.
3. Syaikh abdul hamid Kish
berpendapat bahwasanya nilai keberhasilan dan tugas jabatan yang semata-mata
diperoleh dengan menyontek dianggap HARAM hukumnya. Karena, ia mencuri informasi
dan mengaku-ngaku bahwa itu murni miliknya, meskipun ia memperoleh ijazah yang
memang sudah layak miliknya, namun tetap saja bathil. Dan karena apa yang
ditegakkan atas dasar kebatilan, itu termasuk hal yang batil.
4. Seorang yang menyontek
dianggap mengkhianati amanah ilmu, karena ia mengajukan kepada pengajar/panitia
ujian suatu bentuk informasi (jawaban ujian) yang diakuinya sebagai hasil
usahanya sendiri, padahal kenyataannya bukan. Sangat mungkin terjadi,
mentalitas menyontek ini akan terbawa hingga ke kehidupannya di masyarakat
luas. Hukum ini (mengkhianati amanah) juga berlaku untuk guru/dosen serta
setiap pihak yang terlibat dalam proses terjadinya menyontek.
Wah,
berarti, dari yang menyontek, yang memberi contekan, yang mengizinkan
menyontek, yang membiarkan menyontek terjadi (padahal ia punya wewenang
mencegahnya), dan semua pihak lain yang terlibat dalam pencontekan, semuanya
akan berdosa. Jadi masih mau di bilang penipu? . Ayo dong tobat. Hanya beberapa
hari lagi menuju kesadaran itu. Ayo bersihkan UTS kali ini ini dari kata
mencontek. Mari semuanya berteriak NYONTEK? SIAPA YA GAK KENAL TUH.