Minggu, 13 Maret 2011

Keteladanan Nabi Muhammad SAW


Dalam momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini admin blog BKM Alkhuwarizmi memposting kisah keteladanan masa kecil dari Rasululloh Muhammad Saw kepada seluruh akhi wa ukhti yang sedang jalan-jalan didunia maya. Banyak hal yang dapat , kita pelajari dari masa kanak-kanak beliau yang pastinya akan berguna bagi kehidupan kita sebagai ummat Islam. Jadi mari memperingati maulid Nabi Muhammad Saw dengan membaca kisah berikut.
1.Perilaku Anak-anak Nabi Muhammad
Muhammad Saw lahir dalam keadaan yatim. Tidak lama kemudian, ibunya wafat dan disusul dengan wafat kakeknya. Semua peristiwa itu bukanlah suatu kebetulan. Akan tetapi, didalamnya mengandung hikmah Allah yang amat besar.
Allah SWT yang menghendaki demikian terhadap seorang yang akan menjadi utusan-Nya. Dari kecil, beliau dipelihara oleh ‘inayah (pertolongan Allah). Jauh dari orang-orang yang memanjakannya dan harata yang membuatnya hidup dalam kemegahan. Hal itu agar jiwanya tidak cenderung kepada kemewahan dan kedudukan.
Dalam perjalanan hidupnya, Muhammad Saw tidak pernah melakukan hal-hal yang tercela dan menyimpang. Apalagi dosa atau kejahatan sebagaimana yang biasa dilakukan para remaja kota Mekkah pada masa itu. Allah SWT sengaja memelihara dan menjaga beliau dari perilaku yang tidak pantas juga dari permainan-permainan yang tidak layak. Berkaitan dengan hal ini, Nabi Muhammad Saw pernah bercerita.
“Aku tidak pernah menginginkan sesutau yang biasa dilakukan oleh anak-anak remaja dimasa jahiliah, kecuali dua kali. Itupun kemudian dihalangi oleh Allah. Setelah itu, aku pernah lagi menginginkannya sampai aku diangkat menjadi Rasul. Aku pernah pernah berkata kepada teman yang menggembala bersamaku di Mekkah. ‘Tolong jagakan kambing-kambingku, aku ingin pergi ke kota mekkah untuk begadang dan mencari hiburan sebagaimana para pemuda!’ Kawanku menyahut ,’Silakan.’ Lalu aku pergi ke kota. Ketika aku sampai di rumah pertama di Mekkah, aku mendengar nyanyian-nyanyian, lalu aku bertanya,’Apa ini?’ Orang-oarang menjawab ,’ini pesta.’ Lalu aku duduk mendengarkannya. Namun, kemudian Allah menutup telingaku lalu aku tertidur dan tidak terbangunkan kecuali oleh panas matahari. Kemudian aku kembali pada kawanku ditempat mengembala dan aku menceritakan kejadianku padanya. Pada malam yang lain, aku menginginkan hal yang sama. Aku berpesan kepada kawanku seperti pesanku yang lalu. Kemudian aku memasuki kota Mekkah, dan aku mengalami kejadian yang sama seperti yang lalu. Sejak kejadian itu, aku tidak pernah lagi menginginkan keburukan.”
Untuk membutuhi kebutuhannya sehari-hari, Nabi Muhammad Saw berusaha sendiri mencari nafkah. Orang tuanya tidak meninggalkan harta warisan yang cukup. Beliau bekerja mengembalakan kambing milik salah seorang penduduk Mekkah. Nabi Muhammad sendiri pernah bercerita,” Dahulu ,aku mengembalakan kambing milik penduduk Mekkah dengan upah beberapa dinar”
Muhammad terkenal sebagai seseorang yang jujur, berbudi luhur, dan memiliki kepribadian yang tinggi. Tidak ada satupun perbuatan dan tingkah laku tercela yang dapat dituduhkan kepadanya. Berlainan sekali dengan tingkah laku dan perbuatan remaja-remaja kota Mekkah pada umumnya. Karena kejujurannya, baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka beliau diberi gelar ‘Al amin’ yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Ahli sejarah menyimpulkan, bahwa sejak kecil hingga diangkat menjadi Rasul, Muhammad tidak pernah menyembah berhala. Ia juga tidak pernah makan daging hewan yang disembelih untuk korban berhala-berhala itu.
Demikianlah sekilas perilaku Nabi Muhammad pada masa kanak-kanak.
2.Keteladan Masa Kecil Nabi Muhammad Saw.
Setelah membaca kisah perilaku masa kanak-kanaknya Nabi Muhammad Saw. , ada beberapa pelajaran penting dan teladan yang dapat kita ambil.
a) Sejak kecil Nabi Muhammad Saw. Hidup dalam yatim piatu. Ia dipelahara oleh kakeknya.Namun , tak lama kemudian kakeknya pun wafat.
Beliau kemudian diasuh oleh pamannya yang bernama AbuThalib.
Semua peristiwa itu mengandung hikmah dan pelajaran yang amat penting.
Allah Swt.menghendaki agar beliau jauh dari orang-orang yang memanjakannya dan harta yang membuatnya hidup dalam kemegahan.Hal itu agar jiwanya tidak cenderung kepada kemewahan dan kedudukan.
Teladan dari sikap ini adalahperilaku sederhana. Kita harus membiasakan diri untuk hidup sederhana sejak kecil .Jangan membiasakan diri berperilaku mewah dan berfoya –foya. Bagi kalian orang tuanya berkecukupan, jangan memanfaatkan harta orang tua untuk pamer.


Dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: